Jumat, 03 Oktober 2014

Abikoesno Tjokrosoejoso




 
Kelompok 2 :
Alifina setya Artanti
Ananda Alsa Afifa
Anugrah
Andre

                           Abikusno Tjokrosujono



Berkas:Abikusno tjokrosujoso.jpg

(juga dieja Abikoesno Tjokrosoejoso atau Abikusno Cokrosuyoso, 1897 - 1968) adalah salah satu Bapak Pendiri Kemerdekaan Indonesia dan penandatangan konstitusi. Ia menjabat pada "Komite Nine" (Panitia Sembilan) yang merancang pembukaan (dikenal sebagai Piagam Jakarta) ke UUD 1945 di Indonesia. Setelah kemerdekaan, ia menjabat sebagai Menteri Perhubungan dalam Kabinet Presiden pertama Soekarno dan diwakili oleh Moh.Hatta, dan juga menjadi penasehat Dinas Pekerjaan Umum.
Adik Tjokrosujono adalah Oemar Tjokroaminoto, pemimpin pertama Sarekat Islam. Setelah kematian saudaranya pada 17 Desember 1934, Abikusno mewarisi jabatan pemimpin Partai Serikat Islam Indonesia (PSII). Seiring dengan Hoesni Thamrin, dan Amir Sjarifoeddin, Tjokrosujoso membentuk Politik Majelis Nasional Indonesia (PPKI), sebuah front bersatu yang terdiri dari semua partai politik, kelompok, dan organisasi sosial menganjurkan kemerdekaan negara itu. PPKI ditawarkan pemerintah dukungan penuh kolonial Belanda di pertahanan mereka melawan Jepang jika mereka diberikan hak untuk mendirikan parlemen di bawah kekuasaan Ratu Belanda. Belanda menolak tawaran tersebut.
SEJARAH DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

Departemen Perhubungan telah ada sejak Periode awal Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet Republik Indonesia :

1. Kabinet Presidensiil : 2 September 1945 s.d. 14 November 1945

* Menteri Perhubungan adalah Abikusno Tjokrosujono.

2. Kabinet Sjahrir ke I : 14 Nopember 1945 s.d. 12 Maret 1946

* Menteri Perhubungan adalah Ir. Abdulkarim.

3. Kabinet Sjahrir ke II : 12 Maret 1945 s.d. 2 Oktober1946

* Menteri Perhubungan adalah Ir. Abdulkarim
* Menteri Muda Perhubungan adalah Ir. Djuanda

4. Kabinet Sjarir ke III : 2 Oktober 1946 s.d. 3 Juli 1947

* Menteri Perhubungan adalah Ir. Djuanda
* Menteri Muda Perhubungan adalah Ir. Djuanda
* Menteri Muda Perhubungan adalah Setiadjid

5. Kabinet Amir Sjarifudin ke I : 3 Juli 1947 s.d. 20 Januari 1948
  
   Ia mengalami masa perpecahan partai menjadi PARII, PII, Barisan Penyadar PSII, dan kelompok Kartosuwiryo. Dalam pimpinan partai, ia pernah menjadi Ketua Lajnah Tanfidzyah dan ketua Departemen Ekonomi. Ia mewakili partai dalam GAPI (GabunganPolitik Indonesia).

Menjelang runtuhnya pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan, Abikusno ikut menandatangani Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 dan kemudian duduk sebagai anggota PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Ia menjabat Menteri Perhubungan dalam Kabinet pertama RI (19 Agustus-November 1945).

Ia ikut getah percobaan kudeta dari golongan Persatuan Perjuangan yang dipimpin Tan Malaka bulan Juli 1946, karena namanya dicantumkan sebagai Menteri Bangunan Umum dalam daftar nama calon-calon menteri dalam kabinet yang hendak dipaksakan pada Kepala Negara (terkenal sebagai peristiwa 3 Juli di Yogya). Akibatnya ia ikut menjadi tahanan pemerintah bersama 145 orang lainnya. 

Ia dibebaskan kembali pada 17 Agustus 1948. Pada Konferensi Meja Bundar, ia duduk sebagai penasehat delegasi RI, kemudian Abikusno melawat ke Suriname sehubungan dengan kewarganegaraan tiga ratus ribu orang Indonesia yang berada di sana. Pada bulan Oktober 1949 Raden Abikusno Tjokrosuyoso wafat dalam usia 69 tahun dan dimakamkan di Surabaya.

6 komentar: